News

Ikon Baru di Samarinda, Tugu Pesut Mahakam Berdiri di Simpang Empat Lembuswana

Bagikan

Samarinda,Solidaritas- Pesut mahakam adalah sejenis hewan mamalia yang sering disebut lumba-lumba air tawar yang berstatus terancam punah. Pesut ini dinamakan pesut mahakam karena banyak ditemukan di perairan Sungai Mahakam, tetapi kalangan peneliti barat lebih mengenal hewan ini dengan nama Irrawaddy Dolphin

Berdasarkan data Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (YK RASI) 2024 Populasi pesut Mahakam diperkirakan tersisa 67 individu. Angka itu mengalami penurunan dibandingkan tahun 2020 yang berjumlah 80 individu (Kompas.id, 14/2/2020).

Pemerintah sendiri telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 untuk melindungi populasi pesut dengan menggolongkan mamalia khas sungai mahakam ini sebagai satwa yang dilindungi.

Sebagai bentuk dukungan terhadap penyelamatan satwa dilindungi khususnya Pesut, Pemerintah Kota Samarinda mengabadikan mamalia sungai ini sebagai salah satu Icon Kota Samarinda yang terletak di jalan S Parman Samarinda.

Tugu Pesut berwarna merah ini cukup mendapat perhatian dari masyarakat kota Samarinda meski belum diresmikan oleh pemerintah.

Tugu ini menampilkan siluet Pesut Mahakam, mamalia langka yang hanya ditemukan di Sungai Mahakam dan kini semakin terancam punah.

Dengan desain yang unik, Tugu Pesut Mahakam berdiri megah setinggi 8 meter.

Tugu Pesut Mahakam ini terbuat dari konstruksi baja berlapis kabel plastik daur ulang.

Warna merah yang mencolok membuat tugu ini mudah dikenali, menjadikannya elemen estetika yang memperindah tampilan kota.

Tampilan Tugu Pesut Mahakam ini sekaligus sebagai pengingat akan pentingnya pelestarian fauna khas Sungai Mahakam.

Menurut Uwim Mursalim, Pejabat Pembuat Komitmen dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Samarinda, pembangunan tugu ini memiliki tujuan lebih besar: mengingatkan masyarakat akan pentingnya konservasi Pesut Mahakam yang jumlahnya semakin menurun.

“Tugu ini diharapkan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan dan masyarakat untuk lebih peduli terhadap pelestarian lingkungan,” ujar Uwim.

Walaupun tugu sudah bisa dinikmati oleh warga Samarinda, peresmiannya masih menunggu arahan dari Wali Kota Samarinda, Andi Harun.

Namun, tidak diragukan lagi bahwa Tugu Pesut Mahakam telah menjadi simbol kebanggaan baru bagi kota Samarinda.

Keberadaan tugu Pesut Mahakam ini menjadi sebuah langkah penting dalam menjaga keanekaragaman hayati di Kaltim.

“Proyek pembangunan tugu ini menelan biaya sebesar Rp1,1 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024,” ucapnya.

Sementara itu Wali Kota Samarinda Andi Harun mengatakan bahwa tugu itu sebagai bentuk ilustrasi Pesut. Banyaknya komentar dari masyarakat terkait pembangunan itu Politisi Gerindra ini mengyatakan bahwa pendapat itu pun tergantung dari sisi warga melihat bentuk tugu itu.

“Kemungkinan itu ilustrasi pesut. Kalau karya seni itu memang tergantung dari kita memandangnya dan memahaminya. Kita memaklumi kalau itu jadi perbincangan publik,” kata Andi Harun.

Andi menilai perbedaan persepsi terhadap karya seni tugu pesut ini adalah hal yang wajar.

“Tapi di balik itu semua, kita memiliki keinginan untuk menata Samarinda dari berbagai aspek termasuk taman dan aksesoris lainnya. Dari 10 program, dan ada 1 yang menjadi pro dan kontra yang dinilai kurang di mata publik,” ujarnya.

“Kita akan evaluasi, kalau pada akhirnya mayoritas publik mengatakan begitu. Karena karya seni itu tidak sama seperti kita membangun gedung fisik yang tidak ada ilustrasi seninya,” jelas Andi.

“Saya juga mengikuti perkembangan netizen. Tidak apa-apa, kami memaknai sebagai masukan berharga bagi kami,” tutupnya. Pia


Bagikan

Related Posts