Kutai Kartanegara, Solidaritas – Desa Tanjung Batu memiliki potensi lahan pertanian yang cukup besar, yaitu sekitar 600 hektare. Lahan ini dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai jenis tanaman, seperti sayuran, buah-buahan, dan tanaman lainnya. Namun, pengembangan lahan pertanian ini belum optimal karena beberapa faktor yang membatasi.
Salah satu faktor yang membatasi pengembangan lahan pertanian di Desa Tanjung Batu adalah keterbatasan alat dan infrastruktur. Kurangnya alat pertanian yang modern dan infrastruktur yang memadai membuat proses pertanian menjadi tidak efisien. Hal ini menyebabkan produktivitas lahan pertanian menjadi rendah dan tidak optimal.
Sekretaris desa Tanjung Batu Fitriansyah kepada Solidaritas.News di kantornya jumat (26/9/2025) mengatakan bahwa kondisi geografis desa Tanjung Batu dan tingkat keasaman tanah membuat para petani harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menggarap tanah.
“Keasaman tanah di daerah ini cukup tinggi , jadi hanya tanaman tanaman tertentu aja yang bisa ditanam disini, sementara untuk tanaman padi atau pertanian basah agak sulit bahkan cenderung gagal,” kata Fitriansyah.
Meskipun menghadapi keterbatasan, masyarakat Desa Tanjung Batu telah melakukan upaya pengelolaan lahan untuk pertanian dan perkebunan. Mereka telah berhasil mengembangkan beberapa jenis tanaman, seperti tomat, Timun, Kacang Panjang, Pare, Buncis dan cabai, yang menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat desa.
Keberhasilan panen komoditas seperti seperti tomat, Timun, Kacang Panjang, Pare, Buncis dan cabai menunjukkan bahwa lahan pertanian di Desa Tanjung Batu memiliki potensi yang besar. Dengan pengelolaan yang tepat dan dukungan infrastruktur yang memadai, lahan pertanian ini dapat mencari keuntungan yang lebih besar.
“Saat ini hasil pertanian dari desa Tanjung Batu didistribusikan ke Samarinda dan Tenggarong dan alhamdulillah bisa menghasilkan keuntungan bagi para petani,” jelas Fitriansyah
Dengan potensi lahan pertanian yang besar dan keberhasilan panen komoditas, Desa Tanjung Batu memiliki peluang besar untuk mengembangkan kawasan pertanian lahan kering. Dengan dukungan pemerintah dan investor, desa ini dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian, serta meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat desa.
Program Kukar Idaman yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) telah membawa manfaat signifikan bagi para petani, termasuk bantuan alat-alat pertanian dan pupuk. Saat ini, program baru yakni Kukar Idaman Terbaik diharapkan dapat meningkatkan manfaat yang diterima oleh para petani dalam usahanya.
Selain itu peran Investor sangat penting untuk mengembangkan kawasan pertanian lahan kering di Desa Tanjung Batu. Dengan dukungan ini, desa ini dapat memperoleh akses ke alat pertanian modern, infrastruktur yang memadai, dan pembiayaan yang cukup untuk mengembangkan lahan pertanian.
“Dengan mengembangkan kawasan pertanian lahan kering, Desa Tanjung Batu dapat meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat desa. dan produktivitas serta kualitas hasil pertanian membuat masyarakat desa dapat memperoleh pendapatan yang lebih besar dan meningkatkan kesejahteraan hidup mereka,” tegas Fitriansyah.
Para petani di Desa Tanjung Batu mengalami keterbatasan pembiayaan untuk pengembangan lahan pertanian. Kurangnya dana untuk membeli alat pertanian, infrastruktur, dan bahan-bahan lainnya membuat proses pertanian menjadi terhambat. Hal ini menyebabkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian menjadi rendah.
“Program Kukar Idaman Terbaik dapat membantu para petani di Desa Tanjung Batu mengembangkan sektor pertanian di daerah ini dan menjadi sumber ketahanan pangan bagi wilayah Kukar dan sekitarnya,” kata Fitriansyah.
Dengan adanya program ini, diharapkan para petani dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian, sehingga dapat meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat desa dan menjadi sumber ketahanan pangan yang handal. ADV/DPMD-Kukar/Bej
