DPMD Kabupaten Kutai Kartanegara

Membangun Masyarakat Mandiri, Lomba BBGRM sebagai Evaluasi Kemandirian dan Daya Saing

Bagikan

Kutai Kartanegara, Solidaritas – Lomba Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat  (BBGRM) bukan saja agenda seremonial tahunan yang diadakan oleh pemerintah untuk mencari pemenang dalam setiap kategori, namun lebih pada pengembangan masyarakat.  Tujuan utamanya adalah mengevaluasi sejauh mana masyarakat dapat membangun, mandiri, dan berdaya tanpa bergantung pada pihak eksternal atau pemerintah daerah.

Beragam kegiatan gotong royong dapat diadakan dalam kerangka BBGRM, seperti peningkatan keamanan lingkungan, pembangunan infrastruktur, dan kegiatan ekonomi yang memberdayakan masyarakat.

“Jadi kegiatan BBGRM jangan dianggap acara seremonial untuk memilik pemenang, namun lebih kepada mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam pembangunan, dengan mengedepankan semangat gotong royong dan kemandirian, ” kata Esti Susila Rini Tim Penilai BBGRM Provinsi Kaltim dalam kunjunganya ke kelurahan Baru Kecamatan Tenggarong, Selasa (28/10/2025).

Dia menilai bahwa kegiatan ini sekaligus menjadi bahan evaluasi Pemerintah Provinsi Kaltim terhadap tingkat pemberdayaan masyarakat di wilayah kelurahan.

“Ini salah satu usaha kami atau evaluasi kami tentang pemberdayaan masyarakat di kelurahan se-Kalimantan Timur,” jelasnya.

Lebih lanjut Esti mengatakan selain Kelurahan Baru  di Kukar ada dua kelurahan lain yang turut masuk dalam tiga besar nominasi, yakni Kelurahan Waru di Penajam Paser Utara. dan juga satu kelurahan yang ada di Kabupaten  Berau.

Esti berharap tiga kelurahan tersebut dapat menjadi contoh praktik baik (best practice) dalam pelaksanaan gotong royong dan pemberdayaan masyarakat di seluruh Kaltim.

Mengenai pemenang Esti mengatakan bahwa penilaian umumnya didasarkan pada empat indikator utama dengan puluhan variabel turunan. Proses penilaian ini melibatkan tim penilai dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim yang melakukan verifikasi langsung ke lapangan.
Sama seperti tahun sebelumnya lanjut Esti Ajang BBGRM tingkat propinsi Kaltim selalu diikuti oleh seluruh desa Se Kaltim, dan untuk kelurahan akan di pilih tiga kelurahan terbaik untuk diverifikasi langsung di lapangan.

“Sebenarnya untuk perlombaan BBGRM ini kan se-Kalimantan Timur. Ini untuk kategori kelurahan itu kami mengambil tiga terbaik. Dan kebetulan Kelurahan Baru masuk di tiga besar,” jelas Esti.

Sementara dalam proses penilaian ini, tim tidak langsung menentukan juara 1, 2, atau 3 di lapangan, melainkan hanya melakukan verifikasi dan klarifikasi terhadap data dan praktik gotong royong di masyarakat.

Penilaian lomba BBGRM mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, terutama dalam hal kerja sama dan gotong royong lintas sektor.

“Penilaiannya itu dari upaya-upaya di kegotong royongan, bisa di bidang kemasyarakatan, ekonomi, sosial keagamaan, kemudian lingkungan, dan juga kerja sama antar lembaga kemasyarakatan. Karena kan dalam satu desa atau kelurahan itu terdiri dari berbagai lembaga yang ada di wilayahnya,” paparnya.

Esti menjelaskan bahwa verifikasi lapangan ini adalah untuk mencocokan data yang diterima panitia dengan kondisi reel dilapangan , jadi sebenarnya untuk juara sebenarnya sudah ada.

“Jadi Kami hanya perlu menegaskan para juara yang ditetapkan benar benar layak setelah dilakukan verifikasi lapangan,” tegasnya.

Di akhir penjelasannya, dia menegaskan bahwa esensi dari lomba BBGRM bukan hanya mencari pemenang, melainkan menumbuhkan semangat kemandirian masyarakat dalam membangun daerahnya sendiri. ADV/DPMD_Kukar/Sup

 


Bagikan

Related Posts