Kutai Kartanegara, Solidaritas – Pemerintah Desa Tanjung Batu, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat peran Posyandu sebagai garda terdepan dalam upaya pencegahan stunting. Dengan memahami pentingnya pencegahan stunting sejak dini, pemerintah desa berupaya meningkatkan kualitas pelayanan Posyandu untuk memantau tumbuh kembang anak-anak di desa.
Posyandu di Desa Tanjung Batu telah menjadi pusat pelayanan kesehatan yang penting bagi masyarakat, terutama bagi ibu dan anak. Pemerintah desa berupaya meningkatkan kualitas pelayanan Posyandu dengan memberikan pelatihan kepada kader Posyandu dan meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Hal ini diungkapkan Fitriansyah Sekretaris desa Tanjung batu kepada Solidaritas, Rabu (24/9/2025).
Lebih lanjut Fitriansyah mengatakan bahwa saat ini Kader Posyandu di Desa Tanjung Batu telah menunjukkan peran aktif dalam upaya pencegahan stunting. Mereka secara rutin memantau tumbuh kembang anak-anak, memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu menyusui, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan pola hidup sehat.
“Saat ini ada dua posyandu yang berada di desa Tanjung Batu dan keduanya aktif setiap bulan melakukan kegiatan secara rutin, baik itu Posyandu Balita untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balita, serta Posyandu Lansia yang melayani orang lanjut usia,” kata Fitriansyah.
Saat ini lanjutnya Pemerintah Desa Tanjung Batu juga berkolaborasi dengan pihak terkait, seperti Dinas Kesehatan dan Puskesmas, untuk meningkatkan kualitas pelayanan Posyandu dan pencegahan stunting. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan upaya pencegahan stunting dapat lebih efektif dan berdampak positif bagi masyarakat.
Pemerintah Desa Tanjung Batu juga berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting. Dengan memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan, masyarakat diharapkan dapat memahami pentingnya gizi seimbang, pola hidup sehat, dan perawatan kesehatan yang baik untuk mencegah stunting pada anak-anak.
Para kader, lanjut Fitriansyah , bisa mengidentifikasi secara dini apabila ada anak yang menunjukkan tanda-tanda keterlambatan pertumbuhan. Intervensi langsung dilakukan, baik dalam bentuk edukasi gizi, pola asuh, hingga bantuan pangan jika dibutuhkan.
“Kami tanamkan pemahaman bahwa hidup sehat itu tidak harus mahal. Pola makan bergizi bisa dicapai meski tanpa makanan mahal. Yang penting adalah komposisi dan kebersihan,” jelas Fitriansyah.
Beberapa tantangan yang sering dihadapi adalah pola pikir orang tua. Banyak yang merasa tidak mampu memberikan makanan bergizi karena keterbatasan ekonomi.
“Nah itu yang kami luruskan. Makanan murah pun bisa bergizi tinggi kalau diolah dengan benar. Ini yang terus disampaikan oleh kader-kader Posyandu kami,” tambahnya.
Maka dari itu, para kader aktif menyosialisasikan pentingnya kebersihan, pengolahan makanan sehat, serta pengasuhan yang tepat kepada para orang tua, terutama ibu-ibu balita.
“Harapan kami, semua anak di Loa Ulung bisa tumbuh sehat dan cerdas. Dan upaya ini hanya bisa berhasil kalau masyarakat juga terlibat aktif,” tegasnya. ADV/DPMDKukar/Sur