Kutai Kartanegara,Solidaritas – Desa Muara Wis di Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, terpilih sebagai desa berkinerja baik dalam penanganan stunting tahun 2025. Mereka akan mewakili Provinsi Kalimantan Timur dalam lomba serupa di tingkat nasional. Penilaian ini dilakukan oleh tim dari Kementerian Desa dan Kementerian Kesehatan pada 12 Agustus 2025 di kantor desa setempat.
Program “Si Cekatan” (Kolaborasi Cegah dan Atasi Stunting) menjadi kunci keberhasilan Desa Muara Wis dalam menangani stunting. Program ini mencakup edukasi pola asuh, pemberian makanan tambahan, serta pelibatan berbagai pihak, termasuk pemerintah kabupaten dan pihak ketiga.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, mengucapkan selamat sekaligus memberikan apresiasi kepada Desa Muara Wis atas program penanganan stunting yang konsisten dijalankan. Salah satu langkah strategis desa ini adalah memasukkan pagu anggaran penanganan stunting ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
“Langkah ini menjadi alasan utama Desa Muara Wis dinilai berkinerja baik. Harapannya, semakin banyak desa yang mengalokasikan anggaran khusus penanganan stunting agar angka stunting di Kukar terus menurun, bahkan mencapai target zero stunting,” kata Arianto kepada media melalui telpon selulernya kamis (22/08/2025)
Desa Muara Wis telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting. Pada tahun 2024, desa ini menjadi percontohan penanganan stunting serentak di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Kegiatan pemberian makanan tambahan bergizi dilaksanakan bersama Bupati Kukar saat itu, Edi Damansyah.
Upaya Penanganan Stunting di Desa Muara Wis yakni pemberian makanan tambahan bergizi kepada anak-anak yang terindikasi stunting.
Selain itu Desa Muara Wis juga konsisten menganggarkan dana untuk program penanganan stunting, meliputi penyediaan sarana, pelatihan sumber daya manusia, dan edukasi kepada masyarakat, memberikan dukungan operasional bagi kader posyandu untuk pemberian makanan tambahan, penyediaan sarana-prasarana posyandu, dan kegiatan sosialisasi.
Hasilnya penurunan angka stunting sebelumnya ada dua kasus balita dinyatakan stunting berkat penanganan dan pendampingan yang dilakukan akhirnya dua balita dinyatakan berhasil pulih dari stunting, sementara sisanya masih dalam pendampingan intensif.
Sejak 2024 hingga 2025, desa ini konsisten menganggarkan dana untuk program penanganan stunting, meliputi penyediaan sarana, pelatihan sumber daya manusia, dan edukasi kepada masyarakat. Kader posyandu mendapatkan dukungan operasional untuk pemberian makanan tambahan, penyediaan sarana-prasarana posyandu, dan kegiatan sosialisasi.
Desa Muara Wis juga mengantisipasi kelahiran bayi baru dengan intervensi gizi sejak masa kehamilan, sehingga sejumlah bayi yang lahir dari keluarga berisiko dapat tumbuh sehat dan tidak mengalami stunting.
Sebelumnya Penilaian dilakukan langsung oleh tim dari Kementerian Desa dan Kementerian Kesehatan pada 12 Agustus 2025 di kantor desa setempat.
Desa Muara Wis juga telah menunjukkan komitmennya dalam menangani stunting dengan menganggarkan dana untuk program penanganan stunting, meliputi penyediaan sarana, pelatihan sumber daya manusia, dan edukasi kepada masyarakat. Dengan keberhasilan ini, Desa Muara Wis diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam percepatan penurunan stunting. ADV/DPMD Kukar/IL