Kutai Kartanegara,Solidaritas – Siapa sangka Desa Muara Enggelam yang terletak di tengah danau Melintang mampu meningkatkan pendapatan asli daerahnya hingga mencapai Rp 20 juta. Desa yang dikenal sebagai desa tanpa daratan ini mampu mengembangkan badan usaha milik desa didaerahnya untuk menyelesaikan segala kebutuhan masyarakat desa Muara Enggelam.
Madi Kepala Desa Muara Enggelam kepada Solidaritas News di kantornya Rabu (23/7/2025) mengatakan bahwa selama ini badan Usaha Milik desa sudah berhasil mengembangkan usahanya seperti penyedia saluran listrik, penyedia air bersih, dan beberapa bidang usaha lainnya.
“Alhamdulillah ditahun 2024 kami mampu meningkatkan PAD Desa hingga mencapai miliar, dari beberapa bidang usaha yang dikelola Bumdes seperti penyedia listrik komunal, air bersih dan fasilitas Internet,” kata Madi.
Mengenai pasokan listrik lanjut Madi Bumdes mengoperasikan bantuan 150 unit panel surya yang kemudian disalurkan kepada masyarakat dengan cara membayar sesuai pemakaiaan listrik.
Sistem pembayaran listrik komunal di Muara Enggelam, yang dikenal sebagai “Klik Me”, menggunakan iuran bulanan sebesar Rp100 ribu per rumah.
Iuran ini lanjut Madi, merupakan akumulasi dari perhitungan biaya operasional, perawatan, gaji operator, dan teknisi, serta tabungan untuk penggantian peralatan.
Desa Muara Enggelam menggunakan PLTS komunal yang sudah beroperasi selama delapan tahun.
Dari PLTS komunal ini, setiap rumah di Desa Muara Enggelam mendapat jatah 42 kilowatt hour dengan harga Rp3.000 per hari. Pemerintah desa lantas menyusun peraturan desa tentang pengelolaan PLTS. Tarif yang disepakati adalah Rp100 ribu per bulan. Lewat patungan secara komunal, persoalan listrik desa pun terselesaikan.
Dana yang terkumpul dari PLTS komunal juga dikelola oleh BUMDes dan digunakan untuk meningkatkan perekonomian setempat.
“Dengan sistem ini, Muara Enggelam berhasil menyediakan listrik 24 jam dengan biaya yang terjangkau bagi seluruh warganya, termasuk penerapan tarif khusus bagi rumah tangga miskin,” jelas Madi.
Selain itu melihat kondisi air di Muara Enggelam, khusus untuk Air bersih yang digunakan untuk memasak, warga Muara Enggelam membutuhkan pasokan air bersih dari daerah lain.
” Meskipun dikelilingi perairan, air dari Danau Melintang dan Sungai Enggelam tidak bisa diminum langsung. Penyebabnya yaitu perairan tersebut merupakan lahan basah gambut yang memiliki tingkat keasaman air yang cukup tinggi,” kata Madi.
Warga desa akhirnya bergantung pasokan air minum dari ibu kota Kecamatan Kota Bangun dan Muara Muntai. Setiap hari, sebuah perahu mengangkut air minum dalam kemasan 19 liter (biasa disebut galon). Air minum itu dijual Rp10.000 sampai Rp15.000 per galon.
Kebergantungan air bersih dari desa lain segera disadari pemerintah desa. Mereka berinisiatif membangun instalasi pengelolaan air minum komunal pada 2013. Bermodal pompa dan alat penjernih buatan Jerman, sebuah depo isi ulang air mineral dibangun. Instalasi tersebut mengambil bahan baku air dari Sungai Enggelam. Air dijernihkan terlebih dahulu dengan kaporit. Kadar asamnya dinetralkan dengan teknologi khusus kemudian dikemas dalam tabung plastik galon.
Depo isi ulang yang dikelola badan usaha milik Desa Muara Enggelam mampu memproduksi 50 sampai 100 galon per hari. Harganya Rp3.000 per galon atau jauh lebih murah ketimbang produk serupa dari luar desa. Pengeluaran warga untuk membeli air minum bisa ditekan.
“Ini juga menjadi bidang usaha Bumdes Muara Enggelam yang sejak dua tahun terakhir terus menjadi penyumbang terbesar PAD desa Muara Enggelam,” tutup Madi.
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kutai Kartanegara (Kukar), Arianto, menyampaikan apresiasi terhadap Desa Muara Enggelam yang dianggap sukses dalam mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Komunal melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Menurutnya, pengelolaan PLTS Komunal oleh BUMDes tidak hanya memberikan manfaat pemenuhan listrik bagi masyarakat, tetapi juga berdampak pada peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes) melalui partisipasi warga.
“Pilot project dan percontohan terbaik tentu ada di Muara Enggelam. Selain memenuhi kebutuhan listrik, mereka juga berhasil memberdayakan BUMDes,” kata Arianto.
Sebagai bentuk dukungan lanjutan, dia menyampaikan, Pemkab Kukar melalui Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) telah mengalokasikan dana sekitar Rp4 miliar pada akhir 2024 lalu untuk peningkatan daya PLTS Komunal di Muara Enggelam.
“Tentu, semua ini bisa berjalan kalau ada kemauan dari pemerintah desa, BPD, dan masyarakat untuk bersama mengelola sarana yang sudah dibangun,” tutupnya. ADV/DPMDKukar/IL