Kutai Kartanegara, Solidaritas – Budaya gotong royong di Kutai Kartanegara (Kukar) terus dihidupkan melalui program seperti Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) yang mendorong partisipasi seluruh unsur masyarakat, seperti tokoh masyarakat, RT, PKK, dan Karang Taruna.
Kegiatan ini sering dilakukan secara serentak di berbagai desa dan kelurahan untuk menjaga kebersihan, lingkungan, dan membangun potensi daerah. Beberapa desa, seperti Desa Liang Ulu di Kota Bangun dan Kelurahan Baru di Tenggarong, menjadi contoh teladan dalam mempertahankan dan mengembangkan semangat gotong royong, bahkan mendapatkan penghargaan atas partisipasi aktif mereka.
Kepala Desa Mulyadi Liang Ulu Kecamatan Kota Bangun mengatakan bahwa Gotong Royong bukan hanya sekedar kegiatan rutin saja, namun lebih kepada pola hidup masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dan kebersamaan antar masyarakat.
“Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari jumat dan melibatkan seluruh unsur masyarakat desa, namun ini jangan dijadikan hanya kegiatan rutin atau seremonial , akan tetapi harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab karena sudah menjadi budaya ,” kata Muryadi kepada media kamis (18 juli 2025).
Lebih lanjut Muryadi mengatakan gotong royong adalah pola hidup masyarakat desa, bukan sekadar seremoni, karena kegiatan ini menjadi bagian dari identitas budaya, perekat sosial yang mempererat kebersamaan, menumbuhkan nilai kekeluargaan, dan sarana efektif untuk memecahkan masalah bersama serta membangun infrastruktur desa.
Melalui gotong royong, warga saling membantu, berbagi pengalaman, dan merasa memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan dan sesama, sehingga menciptakan masyarakat yang harmonis dan berdaya.
Seperti diketahui lanjut Muryadi Budaya Gotong royong merupakan warisan luhur dan identitas sosial masyarakat desa yang dijunjung tinggi, kegiatan ini juga bertindak sebagai perekat yang mengikat warga, memperkuat tali silaturahmi, dan memupuk rasa persaudaraan serta solidaritas antaranggota masyarakat.
“Melalui gotong royong, terwujud nyata rasa kepedulian dan tanggung jawab warga terhadap lingkungan dan sesama, baik dalam kegiatan besar maupun keseharian,” jelasnya Muryadi.
Selain itu Muryadi memberikan apresiasi kepada pemerintah yang melaksanakan bulan bakti gerakan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat, ia menilai hal tersebut menjadi momentum untuk semakin memperkuat semangat gotong royong di tengah masyarakat.
“Dengan adanya BBGRM, kami merasa lebih terbantu karena secara tidak langsung program ini membuka cara pandang baru masyarakat tentang pentingnya gotong royong tanpa harus selalu bergantung pada dana. Harapan kami, semangat ini tumbuh kembali, dan masyarakat makin terbuka dalam ikut serta,” tegasnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kutai Kartanegara, Arianto, mengapresiasi langkah Desa Liang Ulu dalam menjaga semangat kolektif melalui kegiatan gotong royong rutin. Menurutnya, desa tersebut menunjukkan contoh nyata bagaimana gotong royong dapat dijalankan secara konsisten dan sejalan dengan semangat Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM).
Arianto menekankan bahwa gotong royong bukan hanya tentang membersihkan lingkungan, tetapi juga memperkuat kebersamaan dan solidaritas sosial di tengah masyarakat. Ia berharap agar semua desa dan kelurahan di Kukar dapat menghidupkan kembali gotong royong sebagai kekuatan sosial yang nyata di tengah masyarakat.
“Semoga semua desa maupun kelurahan yang ada di Kukar dapat menghidupkan kembali gotong royong, selain menjaga lingkungan ini juga membangun nilai-nilai kearifan lokal sebagai kekuatan sosial yang nyata di tengah masyarakat,” kata Arianto.
Dengan demikian, pemerintah daerah terus mendorong agar setiap desa melaksanakan gotong royong dan menjadikan momentum BBGRM sebagai ajang memperkuat peran serta masyarakat dalam pembangunan berbasis partisipasi. ADV/DPMD Kukar/ IL









