Opini

Biaya Pemeliharaan IKN 300 M

Bagikan

Catatan Rizal Effendi

SAYA lama tidak berkunjung ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU). Sama lamanya dengan Prabowo Subianto yang belum pernah ke sana sejak dilantik jadi presiden, 20 Oktober 2024 lalu.

Untunglah Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka sudah sekali ke sana. Pesawat kepresidenan yang menerbangkan dia dari Jakarta langsung mendarat di bandara IKN, 28 Mei lalu. Status bandara itu masih Bandara VVIP, meski Presiden Jokowi waktu itu sempat merencanakan menjadikannya sebagai bandara komersial internasional.

Salah satu objek yang dikunjungi Gibran adalah pembangunan Istana Wapres, yang progresnya waktu itu untuk tahap 1 mencapai 43 persen. Jenis pekerjaannya antara lain pembangunan kantor wapres, kediaman wapres, sekretariat wapres dan asrama pengamanan wapres.

“Kita jadwalkan pada akhir Desember nanti selesai. Setelah itu 2026, Wapres Gibran akan berkantor di sana. Doakan,” kata Kepala Otororita IKN Basuki Hadimuljono di sela-sela mendampingi Gibran.

Putra sulung Jokowi ini melempar senyum ketika mendapat penjelasan dari Basuki tentang perkembangan pembangunan Istana Wapres. Dia juga mengajukan usul agar ditanam pohon beringin (Ficus benjamina) di halaman istana.

“Beliau meminta penanaman pohon beringin di kawasan Istana untuk mempercantik lanskap, menambah nilai estetika IKN sebagai ibu kota baru Indonesia,” ujar mantan menteri PU tersebut.

Pohon beringin sebenarnya tidak termasuk jenis pohon endemi Kalimantan, yang diselimuti hutan tropika basah. Di kawasan ini dikenal dengan pohon-pohon bernilai ekonomis seperti meranti,  bengkirai, kapur atau ulin seperti yang ditanam Gibran dalam kunjungan tersebut.

Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Priyanto menilai, kehadiran Wapres ke IKN merupakan kabar baik dan menjadi penanda kuat bahwa polemik seputar kelanjutan proyek ini bisa segera berakhir. Namun juga harus diikuti sikap konsisten dari elemen pemerintahan lainnya.

“Kan percuma kalau Wapresnya saja yang pindah ke IKN, tapi kementerian dan lembaga terkait lainnya juga tidak pindah,” katanya seperti diberitakan RMOL.ID.

Sementara itu Otorita IKN memastikan pembangunan IKN Tahap 1 telah rampung 100 persen baik yang dilakukan pemerintah dengan dana APBN mapun investasi swasta. “Sekarang fokus kita beralih pada pengelolaan dan pemeliharaan serta pembangunan Tahap II,” kata Plt Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Danis Hidayat Sumadilaga.

Untuk menjaga kualitas infrastruktur yang ada, Otorita membutuhkan dana pemeliharaan dari APBN yang cukup besar. “Diperkirakan sekitar Rp200 miliar sampai Rp300 miliar pada tahun ini,” ungkapnya.

Infrastruktur yang sudah ada di IKN di antaranya istana, gedung, dan kawasan kantor Kemenko, rumah tapak menteri dan rumah susun (Rusun) untuk ASN, ruang terbuka hijau (RTH) dan fasilitas rekreasi publik, jalan lingkungan, sistem penyediaan air minum (SPAM) dan pengelolaan sampah.

Pembangunan IKN Tahap II ditandai dengan 9 proyek strategis. Sebagian besar untuk peningkatan kualitas jalan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), yang menyedot dana APBN sebesar Rp3,038 triliun.

Selain itu, ada satu proyek cukup strategis dan menarik. Yaitu penataan Kawasan Sepaku, yang dilakukan langsung di tengah kehidupan masyarakat.

KANTOR IKN RAMAI

Dari sejumlah gedung kantor yang sudah rampung, baru kantor Otorita IKN resmi ditempati. Basuki tidak berada di kesunyian lagi. Sebab, ada seribuan lebih pegawai sudah resmi berkantor di sana. Suasana kantor Otorita benar-benar ramai.

Hari Senin (7/7) ini, 527  Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) baru sudah resmi bergabung dan bekerja di kantor Otorita IKN. Sejak Jumat lalu mereka sudah berdatangan dan langsung menempati Rusun yang ada.

Sebelumnya selama 3 minggu mereka digodok dalam program Pelatihan Bela Negara di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Kodam VI/Mulawarman, Amborawang, Samboja, Kutai Kartanegara.

“Kita dilatih seperti retret kepala daerah. Ada pelatihan disiplin, wawasan kebangsaan, integritas sampai soal tata kelola pemerintahan yang bersih dan baik,” kata Febi, putri saya yang lolos dalam seleksi.

Dari 500 lebih CPNS itu, 30 persen adalah putra-putri Kalimantan termasuk dari Kaltim. “Saya berharap saudara-saudara menjadi mesin baru yang mempercepat, mendisiplinkan dan mewarnai organisasi Otorita IKN ke depan,” kata Basuki berpesan pada saat penutupan pelatihan.

Di saat yang sama Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Rudy Rachmat mengaku puas karena semua peserta bisa mengikuti latihan meski cukup keras dan intensif. “Pelatihan ini memang bukan sekadar formalitas, tetapi benar-benar untuk pembentukan kader bangsa termasuk ASN yang tangguh, nasionalis, dan berintegritas,” tandasnya.

Selesai pelatihan di Puslatpur Kodam, mereka langsung diboyong ke lokasi IKN di Sepaku. Soalnya inilah medan “pertempuran” mereka yang sesungguhnya. Apakah IKN sukses atau tidak, di antaranya akan dilihat dari kinerja dan gaya bekerja mereka di pusat peradaban baru.(*)


Bagikan

Related Posts