Kutai Kartanegara,Solidaritas – Menteri Lingkungan Hidup (LH) Republik Indonesia (RI), Hanif Faisol Nurofiq, mengunjungi Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), untuk memantau kondisi populasi pesut Mahakam yang kini hanya berjumlah sekitar 62 ekor. Ia menekankan pentingnya meningkatkan populasi hewan yang tergolong Fresh Water Dolphin ini.
Hal ini disampaikan Hanif Faisol Nurofiq, saat berkunjung ke Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Menurutnya, saat ini seluruh elemen harus mencermati kondisi Pesut Mahakam. Terlebih pesut Mahakam tergolong Fresh Water Dolphin, jenis hewan yang tidak terlalu banyak di dunia.
“Apalagi di Indonesia. Kini populasinya menurut catatan hanya sekitar 62 ekor, padahal dulu saat saya datang ke Kaltim masih terlihat sirip dan ekor pesut yang naik ke permukaan Sungai Mahakam, sekitar tepian Kota Samarinda,” ujar Hanif, Kamis (3/6/2025).
Saat ini, kawanan pesut yang tersisa terkonsentrasi hanya ada di kawasan perairan Sungai Pela, yang juga merupakan bagian dari Sungai Mahakam. Maka dari itu Hanif menegaskan, dirinya bersama Gubernur Kaltim dan Bupati Kukar akan menggunakan semua kewenangan yang dimiliki.
“Upaya Penyelamatan akan kami lakukan dan saya akan gunakan semua kewenangan yang dimiliki untuk menjaga dan menyelamatkan populasi pesut Mahakam,” tegasnya.
Langkah-langkah antisipasi akan dilakukan lanjutnya adalah mengatur ekosistem lingkungan sekitar, menjaga aktivitas yang tidak ramah lingkungan, dan melakukan preemptif dan preventif jika ada kegiatan yang mengakibatkan matinya hewan tersebut.
Hanif mengaku selama hampir 25 tahun ada seorang warga negara Belanda yang telah menginisiasi untuk mengawal, memonitor dan menjaga pesut Mahakam.
“Kita akan segera melakukan mapping, terkait semua aktivitas di hulu dari Sungai Pela. Jika ternyata ada indikasi sedimentasi yang cukup serius, dan mengakibatkan rusaknya habitat atau terganggunya pesut maka kita akan ambil langkah hukum,” lanjutnya.
Hari ini lanjutnya kita tidak lagi mendiskusikan rencana aksi yang kita susun untuk kepentingan kita. Tetapi yang dinilai masyarakat saat ini adalah, mampukah kita meningkatkan populasi pesut Mahakam di tahun-tahun kedepan.
Dari itu tidak mau sendirid alam upaya penyelamatan Pesut, Hanif juga mengajak Gubernur Kaltim dan Bupati Kukar untuk berkerjasama.
“Kami akan melakukan koordinasi dengan Gubernur Kaltim dan Bupati Kukar untuk menentukan langkah-langkah spesifik di lokal, tujuan utama adalah meningkatkan populasi pesut Mahakam di tahun-tahun kedepan,” jelasnya.
Hanif menekankan bahwa keberhasilan penyelamatan pesut Mahakam akan dinilai dari peningkatan populasi di tahun berikutnya.
“Jika populasi pesut tidak bertambah atau malah berkurang, maka upaya penyelamatan dianggap tidak berhasil,”tutupnya. Red