Samarinda,Solidaritas- Pemerintah Kota Samarinda berencana menjadikan teknologi Artificial Intelligence (AI) sebagai fondasi utama reformasi birokrasi dan pelayanan publik. Pemkot Samarinda berpotensi menjadi kota pertama di Indonesia yang mengintegrasikan AI secara menyeluruh dalam tata kelola pemerintahan.
Langkah strategis ini dipaparkan langsung oleh Wali Kota Samarinda, Andi Harun, dalam Paparan Progres Transformasi Digital dan Workshop Artificial Intelligence yang berlangsung di Hotel Mercure, Jalan Mulawarman, Senin (10/6).
“Kita sedang mempersiapkan infrastruktur AI dalam tata kelola pemerintahan. Kalau ini final diimplementasikan, kami optimis Samarinda akan jadi kota pertama di Indonesia yang mengintegrasikan AI secara menyeluruh,” tegas Andi Harun di hadapan para pejabat Pemkot dan praktisi teknologi.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menilai bahwa penggunaan Artificial Intelligence (AI) bukan sekadar tren global, tetapi kebutuhan mutlak dalam menghadapi tantangan era digital. Ia menyoroti bagaimana kebijakan publik selama ini sering disusun berdasarkan laporan administratif tanpa validasi yang kuat.
Dengan AI, diharapkan kebijakan publik dapat disusun berdasarkan data yang akurat dan valid, sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemerintahan. Andi Harun menekankan pentingnya mengintegrasikan AI dalam proses pemerintahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan membuat keputusan yang lebih tepat.
“Selama ini program seringkali disusun berdasarkan tumpukan kertas tanpa validasi yang kuat. Akibatnya, APBD menjadi boros dan program tidak tepat sasaran,” jelasnya.
Dengan Artificial Intelligence (AI), pemerintah dapat menilai efektivitas program secara real-time, transparan, dan berdasarkan data faktual.
Hal ini memungkinkan AI membantu pemerintah mengalokasikan anggaran dengan lebih tepat dan berdampak. Berdasarkan data faktual pemerintah dapat membuat keputusan yang lebih akurat dan efektif, AI meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintahan dengan menyediakan data yang akurat dan dapat diakses.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menekankan bahwa Artificial Intelligence (AI) bukanlah pengganti manusia, melainkan alat bantu untuk bekerja lebih cerdas.
“AI bukan lebih pintar dari kita. Justru AI membutuhkan kita agar bisa bermanfaat. Artinya, manusianya yang harus super. Kita yang harus belajar, upgrade diri,” katanya.
Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan transparansi birokrasi, Pemkot Samarinda akan mempersiapkan operator AI di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mendukung implementasi teknologi AI.
Peningkatan kapasitas SDM derngan cara mendorong para kepala dinas untuk aktif memahami dan menguasai teknologi AI guna meningkatkan kualitas pelayanan publik.
” Dengan AI, kinerja bisa dilihat oleh siapa pun, sehingga meningkatkan akuntabilitas dan kejujuran birokrasi dan ini membuktikan kinerja pemerintah lebih transparan,” tegasnya.
Andi Harun juga mendorong percepatan peluncuran sistem AI menjadi 2028, mengingat kesiapan SDM dan kemampuan anggaran. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik dan membuat Samarinda menjadi contoh bagi kota lain dalam penerapan teknologi AI untuk reformasi birokrasi.
“Kalau dari sisi kebutuhan dan kesiapan SDM serta APBD, saya kira tidak harus tunggu 2030. Saya ingin 2028 sudah bisa launching,” ujarnya optimis.
Hadir dalam acara tersebut, Ainun Najib, pakar teknologi informasi sekaligus penggagas situs kawalpemilu.org dan kawalcovid19.id, menekankan pentingnya keragaman data sebagai bahan bakar AI.
“Banyak yang salah paham soal big data. Padahal, yang lebih dibutuhkan AI saat ini adalah variasi data yang beragam. Itu yang memberikan konteks yang kaya untuk pengambilan keputusan,” jelas Ainun.
Menurutnya, roadmap AI Samarinda telah mulai berjalan, dengan pengolahan berbagai jenis data awal seperti laporan 112, data stunting, data kemiskinan, dan kepegawaian.
Sistem AI yang diberi nama samarinda.ai dikembangkan agar mampu memberi saran langsung kepada wali kota berdasarkan data real-time dari seluruh instansi.
“AI bisa menjawab soal ekonomi, inflasi, dan indikator lainnya,” imbuhnya.
Ainun juga menambahkan bahwa AI adalah alat leveling the playing field, yang memungkinkan pemerintah kota seperti Samarinda mampu bersaing dalam kualitas pelayanan publik layaknya kota-kota besar dunia.
“AI ini bisa jadi alat pemberdayaan. Siapa yang belajar dan gunakan duluan, dia akan lebih unggul,” jelasnya.
Lebih jauh, ia mengatakan bahwa AI adalah alat leveling the playing field yang bisa menyetarakan kemampuan institusi kecil dengan yang besar.
“Kalau kamu kalah cepat atau kalah produktif, AI bisa jadi pembeda yang penting jangan sampai ketinggalan,”pungkasnya. Red