Jakarta,Solidaritas-Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan bergabung dalam proyek ekosistem baterai kendaraan listrik bersama Huayou Cobalt dan Contemporary Amperex Technology (CATL).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa Danantara akan memiliki porsi yang lebih kecil dalam konsorsium ini.
“Nanti mereka (Danantara) akan masuk. Setelah masuk, berapa biayanya, tanya nanti ke Danantara,” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (23/5/2025).
Proyek ini mencakup seluruh rantai pasok baterai, mulai dari tambang nikel hingga fasilitas daur ulang. Investasi CATL dalam proyek ini mencapai US$ 6 miliar atau sekitar Rp 97,8 triliun.
Bahlil menyebutkan bahwa porsi saham pemerintah melalui BUMN di proyek ini adalah 51%. Investasi Danantara akan dikemas dalam bentuk joint venture bersama CATL.
Proyek baterai kendaraan listrik awalnya melibatkan LG Energi Solution, namun pemerintah membatalkan investasi LG karena realisasinya terlalu lama. Huayou kemudian menggantikan posisi LG dalam proyek ini.
“Memang kita terminasi. Kenapa kita terminasi? Karena dari komitmen yang sudah disepakati dalam MOU maupun FS-nya itu belum dilaksanakan. Tetapi dari total proyeknya 9,8 miliar itu, US$ 1,2 miliar sudah realisasi, sudah diresmikan di Karawang. 10 giga pertama,” katanya.
Bahlil menegaskan komitmen pemerintah untuk mengembangkan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia. Namun, nilai investasi yang akan dikeluarkan Danantara untuk proyek ini belum diketahui secara pasti. Red