Samarinda,Solidaritas– Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berencana menyuntik modal awal sebesar Rp3 miliar kepada 400 koperasi desa di wilayah tersebut. Dana tersebut merupakan bagian dari program transformasi koperasi menjadi Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih yang akan diluncurkan serentak pada 12 Juli 2025.
Tahap awal Pemprov Kaltim akan menggelar Musyawarah Desa (Musdes) pada 24 Mei 2025 sebagai persiapan peluncuran Kopdeskel Merah Putih. Musdes ini akan dihadiri oleh kepala desa, Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Ariza Patria, dan Wakil Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Wamenkop) Ferry Juliantono.
Musdes ini bertujuan untuk memastikan proses perubahan status koperasi berjalan lancar dan koperasi desa siap untuk menjadi Kopdeskel Merah Putih. Pemprov Kaltim telah menyiapkan 400 koperasi desa yang memenuhi syarat untuk menjadi Kopdeskel Merah Putih.
“Kami sudah siapkan 400 koperasi desa yang memenuhi syarat. Notaris juga sepakat bantu urus akta dengan biaya Rp 2,5 juta per koperasi,” kata Seno Aji Wakil Gubernur Kaltim di kantor gubernur Kaltim Kamis (22/5/2025)
Lebih lanjut Seno menegaskan bahwa musdes ini bertujuan untuk memastikan proses perubahan status koperasi berjalan lancar dan koperasi desa siap untuk menjadi Kopdeskel Merah Putih. Pemprov Kaltim telah menyiapkan 400 koperasi desa yang memenuhi syarat untuk menjadi Kopdeskel Merah Putih.
“Kami sudah siapkan 400 koperasi desa yang memenuhi syarat. Notaris juga sepakat bantu urus akta dengan biaya Rp 2,5 juta per koperasi,” jelasnya.
Modal itu lanjut Seno diberikan dalam bentuk pinjaman dengan bunga sangat rendah. Tujuannya untuk mendorong koperasi menggerakkan perekonomian desa, terutama di sektor ketahanan pangan.
“Ini stimulus agar koperasi bisa lebih produktif. Harapannya, mereka bisa mengelola aset desa dan memperkuat ketahanan pangan,” terangnya.
Dengan program ini, diharapkan koperasi desa di Kaltim dapat menjadi lebih mandiri dan produktif dalam mengelola perekonomian desa. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat desa.
Keberadaan Kopdeskel Merah Putih diharapkan bisa menjadi penggerak ekonomi desa dengan mengelola aset seperti lahan dan usaha produktif, menciptakan lapangan kerja, dan menstabilkan harga pangan di tingkat desa. Dengan modal besar, koperasi bisa membangun usaha bersama seperti pengolahan hasil pertanian atau simpan pinjam untuk anggota.
Program ini mendapat respons positif dari kalangan desa dan diharapkan dapat menjadi contoh penguatan koperasi desa berbasis modal negara di Indonesia. Red