Ilmu PengetahuanKota Samarinda

Bangkai Pesut Mengapung di Sungai Mahakam 

Bagikan

Samarinda,Solidaritas -Warga dan penggunaan jalan yang melintas di jalan Selamet Riyadi Samarinda, Jumat ( 21/6/2024).dibuat heboh dengan kemunculan bangkai seekor Pesut  ( Orcaella brevirostris ) di Sungai Mahakam

Lumba lumba air tawar jantan dengan panjang 2 meter ini ditemukan di areal pelabuhan depo Pertamina Samarinda sekitar pukul 17.20 wita, mamalia akuatik ini terlihat terbawa arus sungai mahakam dan diduga belum ada 24 jam mati, karena tubuh pesut belum terlihat membusuk.

Peneliti Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI), Danielle Kreb mengatakan penyebab kematian pesut ini perlu diketahui. Karena itu wanita yang disebut putri pesut ini mengharapkan agar bangkai pesut yang mati dilakukan autopsi hewan atau nekropsi yang dilakukan dokter hewan serta BKSDA Kaltim.

“Pesut Mahakam yang mati akan dibawa ke laboratorium di Unmul untuk dilakukan otopsi. Ini adalah kematian keempat pesut yang kami tangani tahun ini. Kami perlu memahami penyebabnya agar bisa mencegah kejadian serupa di masa depan,” Kata Danielle.

Peneliti yang lahir di Belanda ini mengatakan bahwa kematian mamalia air tawar yang hanya ada Di Sungai Mahakam ini mengatakan bahwa kematian pesut ini diklasifikasikan sebagai kode 3 yang menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui penyebab pastinya.

“Kami menduga pesut ini sudah mati minimal satu hari sebelum ditemukan. Ini kemungkinan besar hanyut dari hulu sungai,” jelasnya.

Ia mengatakan Pesut Mahakam yang ditemukan, spesies air tawar yang secara genetik terpisah dari saudaranya yang hidup di laut. Namun, data yang akurat mengenai spesies ini masih harus dipastikan oleh para peneliti.

“Setiap pesut memiliki ciri khas tersendiri, yang bisa kita kenali dari karakteristik siripnya,” tambahnya.

Ia mengatakan Spesies ini telah terpisah dari saudaranya yang hidup di perairan laut selama ribuan tahun.

“Ini jenis pesut Mahakam khusus air tawar kalau yang dimahakam ulu itu beda itu namanya pesisir kalau ini sudah 300 ribu sampai setengah juta tahun sudah terpisah dari saudara yang hidup di laut mereka ada evolusinya,”kata Daniela.

Saat ini lanjutnya mamalia sungai Mahakam ini tersisa 67 ekor saja disepanjang sungai mahakam, beberapa ekor pesut sering terlihat berkumpul di sepanjang perairan pela Kabupaten kutai Kartanegara.

Sementara itu Suryawati Halim, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Tenggarong dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, menyatakan bahwa penemuan ini menjadi perhatian serius bagi para ahli dan peneliti di wilayah Kaltim.

“Kita perlu segera menyelidiki penyebab kematian pesut ini. Kita akan bekerja sama dengan Fakultas Perikanan Universitas Mulawarman untuk melakukan otopsi, mengumpulkan data, dan menganalisis hasilnya,” ujarnya.

Menurut Suryawati, ini bukan kali pertama pesut ditemukan mati di Kaltim. Sebelumnya, kasus serupa tercatat di Kota Bangun dan Tenggarong.

“Kematian ini harus ditindaklanjuti dengan serius untuk mengidentifikasi apa yang menyebabkan kematiannya,” tambahnya. (Pia)


Bagikan

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts