Kutai kartanegara,Solidaritas – Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDTT) menyelenggarakan penilaian Desa Berkinerja Baik dalam Konvergensi Penurunan Stunting 2025 sebagai wadah apresiasi bagi pemerintah desa yang sukses mencegah dan mempercepat penurunan angka stunting. Salah satu contoh desa yang berhasil meraih penghargaan ini adalah Desa Muara Wis dari Kutai Kartanegara .
Desa Muara Wis berhasil meraih peringkat 3 nasional dalam kategori Desa Berkinerja Baik pada program Konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting 2025.
Desa Muara Wis melaksanakan program Sicekatan yang menekankan sinergi lintas sektor untuk mencegah stunting. Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk puskesmas, posyandu, kelompok belajar masyarakat, PKK, dan dunia usaha.
Penghargaan bergengsi tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Yandri Susanto kepada Kepala Desa Muara Wis, Kasmir berlangsung pada Senin (6/10/2025) di Jakarta.
Kasmir yang ditemui di kantornya belum lama ini mengatakan bahwa pencapaian ini sekaligus menjadi bukti bahwa kolaborasi nyata antar unsur masyarakat dan pemerintah desa mampu menghasilkan dampak signifikan bagi kesehatan generasi muda.
Kasmir menjelaskan bahwa keberhasilan tersebut tidak lahir begitu saja, melainkan melalui kerja keras, inovasi, dan komitmen bersama dalam melaksanakan program Sicekatan (Kolaborasi Cegah Atasi Stunting dengan Program Konvergensi).
“Program ini menekankan sinergi lintas sektor, mulai dari puskesmas, posyandu, kelompok belajar masyarakat (KBM), PKK, hingga dunia usaha yang ikut ambil bagian dalam mendukung upaya pencegahan stunting,” kata Kasmir.
Desa Muara Wis memulai langkah strategis sejak awal tahun 2024 dengan membentuk tim konvergensi stunting yang melibatkan kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan perangkat desa.
Mereka melakukan pendataan keluarga berisiko, mengadakan edukasi gizi, memperbaiki akses air bersih, serta memastikan balita mendapatkan layanan kesehatan rutin.
Inovasi lokal seperti “Pos Gizi Terpadu” dan “Gerakan Ayah Peduli Stunting” menjadi nilai tambah dalam penilaian lomba.
Semua kegiatan tidak berlangsung sendiri ada beberapa mitra yang memberikan dukungan dana seperti beberapa Perusahaan lokal yang menyumbang Rp20 juta untuk mendukung kegiatan pencegahan stunting.
Hasilnya melalui proses penilaiaan yang ketat desa Muara Wis bisa melewati seleksi ketat di tingkat kabupaten dan provinsi sebelum akhirnya meraih peringkat 3 nasional.
” Prestasi ini menjadi simbol kebangkitan kesadaran kolektif di tingkat desa bahwa pencegahan stunting adalah tanggung jawab bersama,” jelas Kasmir.
Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi dan kepemimpinan desa mampu membawa perubahan signifikan.
“Penghargaan ini bukan hanya untuk saya, tapi untuk seluruh masyarakat Muara Wis yang telah bekerja bersama demi masa depan anak-anak kita,” tambahnya.
Penghargaan ini bukan hanya menjadi pengakuan nasional bagi Desa Muara Wis, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi dan kepemimpinan desa dapat membawa perubahan signifikan dalam penurunan stunting. Dengan pencapaian ini, Desa Muara Wis diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia untuk terus berinovasi dan berkomitmen dalam memerangi stunting demi generasi yang lebih sehat dan cerdas. ADV/DPMDKukar/IL









