DPMD Kabupaten Kutai Kartanegara

Desa Panorogan Berhasil Menangani Kekurangan Gizi pada Anak

Bagikan

Kutai Kartanegara,Solidaritas –Upaya penanganan stunting di Desa Ponoragan, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) seperti halnya di desa-desa lain, melibatkan berbagai langkah terpadu. Pemerintah desa, bekerja sama dengan berbagai pihak, berupaya mengoptimalkan program dan kegiatan pembangunan desa untuk mendukung percepatan penurunan stunting. Ini termasuk fokus pada penyediaan sanitasi dasar, air bersih, dan gizi seimbang, serta peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pola asuh yang baik.

Kepala Desa (Kades) Panorogan, Sarmin, menjelaskan bahwa desa tersebut rutin melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk mencegah kekurangan gizi atau gejala stunting, termasuk edukasi tentang pola konsumsi untuk anak maupun ibu, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak.

“Dana Desa selain digunakan untuk pengembangan pembangunan didesa juga di Prioritaskan untuk mendukung program dan kegiatan pencegahan stunting, seperti pengadaan makanan tambahan, peningkatan layanan kesehatan, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan penurunan stunting,” kata Sarmin.

Hal inilah yang kemudian membuat Desa Panorogan berhasil menangani kekurangan gizi pada anak (gejala stunting) berkat kerja kolaborasi dengan pemerintah daerah, pos pelayanan terpadu (posyandu), dan pihak lain yang peduli.

“Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di  Desa Panorogan rutin dilakukan untuk mencegah kekurangan gizi atau gejala stunting pada anak, begitu juga upaya memberikan edukasi tentang pola konsumsi yang tepat untuk anak dan ibu, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak,” lanjut Sarmin.

Selain itu berkerjasama dengan pihak Posyandu dan Puskesmas di Desa Ponorogan untuk meningkatkan Kualitas Gizi dengan cara penyediaan makanan bergizi seimbang dan kaya protein hewani untuk bayi di atas 6 bulan (MPASI), dan pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala untuk deteksi dini risiko stunting. 

Hasilnya lanjut Sarmin terjadi penurunan Jumlah Anak Stunting, Pada tahun 2023, ada empat anak yang memiliki gejala stunting di Desa Panorogan, namun pada tahun 2024 mereka dinyatakan normal setelah dilakukan upaya penanganan stunting.

Ditambah lagi adanya peningkatan Kesadaran Masyarakat tentang pentingnya pola asuh dan pola konsumsi yang tepat untuk anak-anak sebagai upaya penanganan stunting di desa Ponorogan.

Sarmin mengatakan bahwa upaya penanganan stunting merupakan fase kehidupan yang sangat penting yakni di 1000 hari perkembangan anak , karena di periode ini organ-organ vital seperti otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan, kaki, dan organ tubuh lainnya mulai terbentuk dan terus berkembang.

“Perhatian keluarga terhadap 1.000 hari pertama kehidupan anak sangat penting untuk memastikan bahwa kebutuhan gizi anak tercukupi dan organ-organ vital dapat berkembang dengan baik,” jelas Sarmin.

Sebagai upaya pencegahan stunting dikemudian hari Sarmin mengatakan pentingnya pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat desa untuk mengkoordinasikan upaya pencegahan dan penanganan. 

Melalui Pelibatan kader kesehatan desa untuk memberikan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting, kemudian peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola asuh yang tepat dan pemberian stimulasi tumbuh kembang anak dan penyediaan informasi dan edukasi tentang stunting melalui berbagai media, termasuk media sosial dan website desa. ADV/DPMDKukar/IL


Bagikan

Related Posts