Balikpapan, Kabar gembira diterima PT Badak NGL atau LNG Badak di Bontang, setelah terus mengalami penurunan produksi sejak tahun 2001 bahkan Produksi LPG-nya di tahun 2006 juga sempat dihentikan, kini mereka akan mendapatkan suplai gas yang berasal dari sumur gasbaru di wilayah lepas pantai laut Kalimantan Timur yang baru ditemukan.
Hal ini diungkapkan Kepala SKK Migas Perwakilan Kalimantan Sulawesi Azhari Idris di hadapan puluhan wartawan Kalimantan dan Sulawesi dalam konferensi pers di Balikpapan, Jumat (22/12/2023), lalu.
Penemuan sumur gas baru yang sangat “ganal” (besar) ini mencapai 5 triliun kaki kubik (TCF) di sumur eksplorasi North Ganal, 85 km lepas pantai Kaltim.
Azhari mengatakan penemuan terbaru itu menjadi salah satu dari tiga besar temuan eksplorasi dunia tahun 2023. Penemu gas raksasa (giant discovery) ini adalah ENI, salah satu perusahaan gas terbesar di dunia yang berkedudukan di Roma, Italia. ENI selama ini sudah menyalurkan gas kilang Badak LNG.
Dengan penemuan cadangan gas baru itu, pasti akan memompa napas baru bagi kelangsungan PT Badak NGL.
“Cadangan gas itu dari sumur eksplorasi Geng North sebesar 5,3 Tcf dengan kandungan kondensat diperkirakan mencapai 380 Mbbls. Blok migas ini berlokasi sekitar 85 kilometer dari lepas pantai Kalimantan Timur dan dieksplorasi oleh Eni Indonesia,” kata Azhari.
Diperkirakan 8 train milik PT Badak NGL akan beroperasi lagi. Umurnya bisa diperpanjang lebih dari 20 tahun ke depan. “Kita akan fasilitasi ENI agar bisa berproduksi secepat mungkin. Pak Menteri (ESDM) menargetkan dua tahun ke depan first gas sudah terjadi. Ini hamparan besar,” jelas Azhari.
Hal ini kata dia, menunjukkan bahwa produksi migas di wilayah Kalsul masih akan terus berlangsung seiring penemuan cadangan baru.
“Untuk satu sumur dengan biaya sumur karena ini memang offshore memakan US$ 100 juta. Dan estimasi sumber daya hidro karbon atau inplace 5,3 tcf gas dan minyak 380 juta barel,” kata Azhari.
Data tersebut merupakan hasil temuan ENI per 2 Oktober 2023. Azhari mengatakan, kapasitas dari proyek ini mencapai 1.000 MMscfd yang mana nantinya diharapkan akan bisa mengoptimalkan utiliasasi LNG Bontang.
Pihak ENI sendiri berencana akan mempercepat pengembangannya dengan mencontoh apa yang diterapkan di ENI di Mesir.
Dengan demikian, harapannya sekitar tahun 2027-2028 wilayah ini dapat memulai produksinya.
“Jadi target 2027-2028 ini sudah on stream dan tidak harus membangun LNG Plant seperti di Tangguh, tapi di sini langsung memanfaatkan LNG Plant di Bontang. Di mana saat ini jalan 2 train, nanti dengan tambahan Geng North dan IDD di utara akan menjadi jalan 4 train dengan 1 train stand by,” paparnya.
Menurutnya langkah ini akan berdampak sangat baik untuk optimalisasi LNG Bontang supaya lebih hidup kembali. Azhari mengatakan, menurut hasil dari evaluasi ENI, di sekitar Geng North dan IDD akan ada potensi sumur-sumur baru yang dapag diteruskan untuk menjaga plato di sana.
Selain itu lanjut Azhari SKK Migas juga terus melakukan eksplorasi untuk mencari pasokan energi baru khususnya untuk kebutuhan energi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara .
Untuk IKN pasokan energi rencananya akan disuplai dari sumur yang ada dari hasil temuan gas bumi yang berasal dari Kalimantan Tengah (Kalteng). Nanti akan dikirim ke Kaltim melalui jaringan pipa untuk memasok kebutuhan IKN.
“Ini menarik, saat ini rencana kita, temuan gas di Kalteng akan ditarik sekitar 200-300 kilometer sampai ke Teluk Balikpapan,” kata Azhari.
“Selain itu juga ada temuan sumur baru di pulau Sulawesi, hal ini diharapkan juga menambah semangat baru bagi kita untuk terus meningkatkan produksi gas kita, ” lanjutnya.
Memang energi fosil dalam puluhan tahun yang akan datang akan habis dan kemungkinannya di tahun 2050, tidak lagi menjadi energi primer.
Energi fosil menjadi energi pendukung. Sampai energi alternatif yang lebih ramah lingkungan bisa diterapkan sampai 100 persen.
“Insyallah generasi kita masih panjang dan anak-anak kita akan hidup dengan kualitas udara yang lebih segar,” katanya. Red









